Sabtu, 14 Agustus 2010

Sindom Steven Johnson (Eritema Multiforme Mayor)


Batasan 
    Bentuk eritema multiforme bulosa yang sangat berat, tersebar luas pada kulit, selaput lendir orifisium (mulut, lubang hidung, anus) dan mata, disertai dengan demam tinggi dan gejala konstitusional.

Etiologi
    Hipersensitivitas terhadap infeksi
 Virus

   Herpes simpleks
Mononukleos infeksiosa
   Campak

Milker’s nodules

   Influenza

Psittacosis

   Limfogranuloma venereum
Enterovirus
   Hepatitis B
Mumps

   Vaccinia

Varisela / herpes zoster
   Adenovirus
Epstein - Barr
Bakteri

   Streptokokus kelompok A
Demam tifoid
   Pseudomonas
Proteus

   Francisella tularensis

Vibrio parahemolyticus

   Infeksi gigi
Angina vincent
   Pneumokokus

Legionaire

   Yersinia



Mikobakterium : TBC, Bacille Calmette Guerin

Spirochaeta syphilis

Mycoplasma pneumonia
Protozoa: Trichomonas
Jamur : Histoplasmosis, Coccidiodomycosis, Dermatofita
Imunisasi/hiposensitisasi
Serum kuda, vaksin difteria, pertusis, polio, tifoid, campak
Hiposentisitisasi serbuk sari, racun ivy
Sensitivitas terhadap
Makanan: margarin (emulsifying agent)
Obat-obatan / kimia:   Reaksi à 1 – 3 minggu setelah terpapar (penting pada anak)
Lokal
Sulfonamid
9 – bromofluoren
Antikolinergik tetes mata
Sistemik
Sulfonamid
Penisilin
Difenilhidantoin
Fenilbutazon
Klorpropamid
Fenobarbitalum
Fenolftalen
Tetrasiklin
Asam asetilsalisilat

Alkylating agents

Estrogen
Arsen
Etanol
Karbamazepin
Tiourasil
Kodein
Trimetadion
Kloramfenikol
Tiasetazon
Meprobamat
Glutetimid
Kinin
Isoniazid
Furosemid
Rifampisin
Glukokortikoid
Zomepirak
Simetidin
Klindamisin
Metotreksat
Tiabendazol
Ibuprofen
Etosuksimid
Benoksaprofen
Fenoprofen
Minoksidil
Sulindak
Metakualon
Dapson
Glukagon
Kaptopril
Fenitoin
Etoposid


Neoplasma (penting pada dewasa): leukemia, limfoma, tumor pelvis, leiomioma
Penyakit jaringan ikat: Lupus eritematosus
Rangsang fisis: Sinar matahari, sinar X terhadap tumor
Penyakit/ kondisi lain: Inflamatory bowel disease, Sarkoidosis, kehamilan, haid

Patofisiologi
Belum jelas
Kemungkinan kombinasi reaksi hipersensitivitas tipe III dan IV

Manifestasi Klinis
·         Gejala prodromal (1 – 4 hari) : demam, malaise, batuk, nausea, sakit menelan, nyeri dada, muntah, pegal otot, artralgia yang beratnya bervariasi dapat sampai terjadi penurunan kesadaran sampai kejang-kejang --> diikuti lesi kulit, mukosa dan mata, dapat diikuti kelainan viseral.
·         Kelainan kulit: eritema, papul, vesikel atau bula secara simetris, dapat berupa lesi kecil, satu-satu atau kelainan luas atau pada hampir seluruh tubuh --> pada keadaan lanjut terjadi erosi, ulserasi, kulit mengelupas --> pada kasus berat pengelupasan dapat terjadi pada seluruh tubuh disertai paronikia atau pelepasan kuku.
·         Selaput mukosa: mulut, tenggorokan (kadang-kadang sampai trakeobronkial), genital, kadang-kadang lidah: vesikula, bula, erosi, ekskoriasis, perdarahan dan krusta berwarna merah; kelainan mukosa jarang pada hidung dan anus. Faring: pseudomembran putih/keabu-abuan --> sukar menelan.
·         Kelainan mata: konjungtivitis kataralis, blefarokonjungtivitis, iritis, iridosiklitis, edema kelopak mata dan sulit dibuka --> pada kasus berat terjadi erosi dan perforasi kornea.
   
   Perjalanan penyakit tergantung derajat berat penyakitnya dapat berlangsung beberapa hari sampai 6 minggu.





Kriteria Diagnosis
·         Riwayat penggunaan obat atau infeksi sebelumnya
·         Trias kelainan:
     Kulit
     Eritema, vesikel, bula atau purpura
     Vesikel dan bula dapat pecah --> erosi luas
     
     Penyebarannya simetris lokal --> general
       Selaput lendir
Vesikel dan bula yang dapat pecah à erosi, ekskoriasis, krusta merah kehitaman dan pseudomembran pada mulut/bibir (paling sering), lubang genital, hidung atau anus. Juga dapat terjadi pada faring, saluran nafas bagian atas dan esofagus.
       Mata
Konjungtivitis kataralis atau purulenta, perdarahan, simblefaron, ulkus kornea, iritis, iridosiklitis atau uveitis. Pada kornea dapat terbentuk vesikel, erosi, perforasi, kekeruhan dan berakhir dengan kebutaan.

DIAGNOSIS BANDING
     Nekrolisis epidermal toksik (NET)
     Erupsi bulosa oleh obat
     Pemfigoid

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada yang spesifik
Purpura   : Hb , lekosit, trombosit, waktu perdarahan dan pembekuan, tes Tourniquet
Lekositosis  : kemungkinan infeksi, periksa hitung jenis dan morfologi darah tepi dapat dilakukan kultur darah.
Eosinofilia   : kemungkinan karena atopi
Biopsi          : histopatologi
Imunofluoresensi
Elektrolit
Kultur          : erosi kulit, mulut, darah dan sputum
Polymerase chain reaction (PCR) à deteksi virus pada lesi kulit, bila dicurigai penyebabnya Herpes simpleks

PENYULIT
     Sepsis
     Bronkopneumonia (tersering), sindroma distres pernafasan
     Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
     Perdarahan
     Kebutaan
     Syok
     Drug induced DM  (efek simpang kortikosteroid)
     Striktura esofagus
     Striktura / fusi vagina, anus, uretra


TERAPI
·         Dirawat di PICU
·         Hentikan faktor penyebab
·         Topikal
Kulit
   Kompres NaCL 0,9 % larutan burowi
Mulut
   Gliserin
   Kumur-kumur dengan klorheksasidin
   Anestesia topikal : difenhidramin, diklonin, lidokain
·         Kortikosteroid
Pada keadaan sopor/koma atau tak dapat menelan
   Triamsinolon asetonid 1 mg/kgBB/hari i.m atau
   Deksametason 5 mg/kali i.v, sehari 4 – 6 kali
Bila keadaan membaik (dapat menelan)
    Prednison 1,5 – 2 mg/kgBB/hari p.o , dalam 4 dosis
Penyembuhan klinis tercapai à kortikosteroid bertahap
·         Infus/transfusi
Bila terdapat vesikel dan bula yang luas à infus Darrow glukosa, bergantian dengan Dekstrosa 5%
Bila terdapat purpura à bila perlu transfusi darah
·         Antibiotik sistemik
Indikasi: infeksi traktus urinarius dan kulit, suspek bakteriemi :
Gentamisin  5  mg/kgBB/hari i.v, dalam 2 dosis
Bila resisten terhadap gentamisin: Netilmisin sulfat 6 mg/kgBB/hari i.v, dalam 2  
Dosis.     
·         Diet
Rendah garam dan tinggi protein, karena pada pemberian kortikosteroid terjadi retensi Na dan kehilangan protein

PENCEGAHAN
Hindarkan faktor penyebab/pencetus  infeksi (terutama Herpes simpleks)
       Penggunaan asiklovir profilaksis dapat dibenarkan.
    Obat

PROGNOSIS
     Tindakan tepat dan cepat à baik
     Penyebab utama infeksi à kematian 5 – 15 %


     Rekurensi à 22 – 37 %

Tidak ada komentar:

Posting Komentar