Pages - Menu

Selasa, 17 Agustus 2010

Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP)


Dasar diagnosa
Anamnesa :
            Perdarahan spontan di bawah kulit, perdarahan dari hidung, perdarahan gusi, yang sering didahului oleh demam / infeksi.
Pemeriksaan :
            Adanya tanda-tanda perdarahan di kulit seperti petekie, ekimosis, epistaksis, atau gusi berdarah, atau dapat pula terjadi anemia apabila perdarsahan berlangsung lama/kronis.     Rumple Leed test positif.
Tidak ada pembesaran hati dan limpa.
Laboratorium:
·         Darah tepi  menunjukkan trombositopenia
·         Waktu perdarahan memanjang, waktu pembekuan dalam batas normal
·         Kadar Hb dapat rendah bila perdarahan berlangsung lama
·         BMP: mudah ditemukan megakariosit.



Pengobatan
I.       a.   Pada penyakit pertama kali atau ITP akut
*                       Trombosit > 60 x 10 9/ ml
                        Observasi sambil mencari kausa selama 2 minggu
                        Bila lebih dari 2 minggu tidak ada perbaikan atau trombosit menurun dengan perdarahan yang massif, pengobatan dengan prednison dengan dosis 2 mg/kgBB/hari.          
·         Bila trombosit < 60 x 10 9/ ml langsung diberikan terapi prednison.
b.    Pada ITP yang berulang
Bila ada perdarahan, trombosit turun, langsung diterapi prednison.
Keterangan:
-          ITP akut, apabila terdapat episode perdarahan yang dapat mencapai remisi dalam  beberapa hari sampai minggu atau sampai waktu 6 bulan, biasanya terjadi pada anak usia 2-5 tahun
-          ITP kronis / rekuren, apabila episode trombositopenia terjadi dalam interval lebih dari 3 bulan, biasanya terjadi pada anak usia > 7 tahun 
2.   Lama pengobatan :
·         Bila remisi, prednison tappering
·         Bila eksarsebasi, terapi selama 6 bulan, kemudian stop
·         Tak remisi, terapi 2 bulan, kemudian stop, diberi sitostatika
3.    Alternatif lain dengan Imunoglobulin

Perawatan / Pencegahan Perdarahan
Prinsip perawatan adalah mencegah perdarahan terutama perdarahan intrakranial:
-          Penderita istirahat, menghindari aktifitas yang dapat menyebabkan trauma seperti lari, bersepeda, memanjat atau beladiri 
-          Apabila penderita batuk, segera diobati sesuai penyebab dan diberikan antitusif
-          Mengusahakan defekasi yang baik dengan memberikan makanan yang mudah dicerna, atau apabila kesulitan defekasi dilakukan klisma atau diberikan laksansia.
Bila anak rewel, dicari dan diatasi faktor pencetusnya, kalau perlu diberikan sedatif.


Sumber: Standar Penatalaksanaan Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSMH Palembang
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar