- Katarak senilis (paling banyak, pada lansia)
- Katarak kongenital (pada bayi atau anak-anak. Akibat rubella kongenital, cytomegalovirus, toksoplasmosis)
- Katarak traumatik (katarak akibat trauma)
- Katarak komplikata (katarak akibat penyakit mata lain atau akibat penyakit sistemik lain)
- Katarak toksik (keracunan steroid)
- Katarak sekunder (setelah operasi mata lainnya)
Katarak senilis terdiri atas 6 fase
- Katarak insipiens (mulai terjadi kekeruhan)
- Katarak intumesens. Lensa menyerap banyak air pada tahap ini sehingga menjadi lebih besar. Pasien menunjukkan gejala miopisasi.
- Katarak imatur. Kekeruhan lensa di lokasi tertentu. Shadow test positif pada fase ini.
- Katarak matur. Lensa sudah keruh seluruhnya. Ukuran lensa kembali normal. Shadow test sudah negatif, visus bisa mencapai 0.
- Katarak hipermatur. Lensa mengerut dan ukurannya lebih kecil. Korteks mengalami pencairan dan keluar ke bilik mata depan. Shadow test pseudopositif. Dapat disertai glaukoma sekunder.
- Katarak morgagni. Kapsul lensa tebal, sehingga materi korteks yang sudah mencair tidak bisa keluar dari lensa. Dapat disertai glaukoma sekunder.
Gejala katarak
- Penglihatan berkabut dan warna lebih kuning, kadang ber-halo atau glaring (pecah), fotofobia, atau tampak dobel.
- Penglihatan sempat membaik pada malam hari dan penglihatan dekat membaik (second sight / miopisasi).
- Tidak ada gangguan lapang pandangan.
- Pemeriksaan = shadow test positif (fase imatur); penilaian funduskopi / segmen posterior mata sulit dilakukan.
Operasi
Operasi baru dilakukan saat lensa sudah keruh seluruhnya (katarak matur). Ada 3 indikasi operasi, yaitu indikasi
- Medis (gangguan sistemik);
- Indikasi optik (gangguan penglihatan); dan
- Kosmetik.
Metode operasi katarak antara lain:
- Metode klasik = ICCE. Seluruh lensa dibuang.
- Kelemahan = tidak bisa pasang IOL sehingga pasien jadi afakia.
- Metode berikutnya = ECCE. Hanya nukleus dan korteks lensa yang dibuang. Bisa dipasang IOL (pseudofakia).
- Metode terbaru = fakoemulsifikasi. Nukleus dan korteks dihancurkan dan diisap dengan probe, lalu dipasang IOL.
- Metode untuk anak = disisio lentis (sayatan pada kapsul anterior lensa).
Komplikasi
Komplikasi preoperasi katarak antara lain glaukoma sekunder, uveitis, dan dislokasi lensa. Komplikasi postoperasi katarak
- Afakia (iris tremulans, +10 sampai +13 diopter dengan adisi 3 diopter untuk penglihatan dekat).
- Pseudofakia (dengan pemasangan IOL).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar